Di Bali Ogoh Ogoh Koruptor Gantikan Bhuta Kala

Header Menu


Di Bali Ogoh Ogoh Koruptor Gantikan Bhuta Kala

09 March 2013

ogoh ogohKalau ogoh ogoh yang diarak turut memeriahkan Car Free Day di thamrin jakarta masih tokoh jadul, di bali ogoh ogoh koruptor gantikan figur bhuta kala yang melambangkan sifat angkara murka atau nafsu manusia. Pada zaman dahulu setiap perayaan hari raya nyepi patung raksasa bhuta kala yang bermuka seram ini selalu diarak keliling kota denpasar dan desa desa di bali.

Namun karena perkemnbangan waktu dan kondisi dalam negeri yang carut marut ini mengilhami seorang seniman warga banjar tegal sari, dangin puri, denpasar untuk berkreasi membuat ogoh ogoh berupa patung koruptor berkacamata dan berbaju biru digantung dimonas

Adalah Komang Tenaya seniman penggagas ide koruptor yang berujut anas urbaningrum setinggi 3 meter itu sedang digantung di monas. Karena menurutnya, ogog ogoh yang menelan biaya sekitar Rp 300 ribu ini sebagai simbol tuntutan warga kepada Anas untuk menepati janjinya digantung di monas jika nanti terbukti terlibat korupsi dalam kasus tembalang itu. Tujuan dibuatnya ogoh-ogoh ini untuk menyadarkan pemimpin-pemimpin kita untuk tidak makan uang rakyat lagi

ogoh ogoh anas koruptorSejarah Ogoh Ogoh
Ogoh-ogoh adalah budaya atau karya seni patung di bali, pada awalnya untuk menggambarkan kepribadian Bhuta Kala si raksasa yang jahat bermuka bengis dan berprilaku kejam. Biasanya ogoh ogoh ini selalu dibuat menjelang hari raya nyepi di bali, dan menurut tradisinya ogoh ogoh akan di arak keliling desa sehari sebelum hari raya nyepi

Dan tradisi yang sudah berjalan ratusan tahun ini menurut para cendekiawan dan praktisi Hindu Dharma, sebagai lambang keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dashyat. Kekuatan tersebut meliputi kekuatan Bhuana Agung (alam raya) dan Bhuana Alit (diri manusia). kekuatan ini dapat mengantarkan makhluk hidup, khususnya manusia dan seluruh dunia menuju kebahagiaan atau kehancuran. sekiranya begitu menurut penuturan dari para pakar budaya tersebut.