MargoyosoUpdate.com - Lupakan "Innocence of Muslims", film asal-asalan yang memberi gambaran menyesatkan tentang Nabi Muhammad. Sebuah perusahaan film asal Qatar yang berbasis di Doha, Al Noor Holding akan memproduksi film epik tentang hidup dan ajaran Rasulullah.
Dan, itu bukan film murahan. Biaya produksi sebesar US$ 1 miliar atau setara Rp 9,649 triliun disiapkan.
Seperti dimuat situs Gulf News, (18/12/2012), film tersebut didukung oleh sejumlah ulama, termasuk Yusuf Al Qaradawi, Ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional. Epik ini akan dibagi menjadi tujuh bagian. Proses pengerjaannya pun tak sembarangan, menggunakan standar internasional tertinggi, dengan teknik dan sistem audio-visual paling canggih.
Perusahaan pada hari Senin mengatakan bahwa tim ahli telah selesai menulis skenario setelah mengatasi serangkaian tantangan artistik dan dramatis. "Kami menyadari bahwa film ini adalah tugas yang sulit dan menantang," demikian pernyataan Al Noor Holding. "Ini mengapa kami harus berkonsultasi dengan sejumlah ulama terkemuka, termasuk Dr Al Qaradawi, yang membimbing aspek syariah dalam film ini."
Perusahaan film juga memperhatikan aturan mutlak ini: dalam hukum Islam, sosok seorang Rasul atau Nabi tak boleh digambarkan secara visual, dalam cetak maupun film.
Namun, para Sahabat Nabi Muhammad, masih ditampilkan. Meski hal itu juga masih jadi perdebatan. Al Qaradawi mengaku telah melakukan riset dan berkonsultasi dengan 30 ulama senior tentang tampilan para sahabat dalam film.
"Berdasarkan studi itu, kami sampai pada kesimpulan, tak masalah menampilkan para sahabat dalam adegan yang dramatis," kata dia.
Soal tampilan para Sahabat Nabi, sebelumnya sempat jadi polemik panas. Sebuah drama TV selama bulan Ramadhan tentang kehidupan Hassan dan Hussain, cucu Nabi Muhammad menimbulkan kontroversi, karena menunjukkan beberapa sosok Sahabat Nabi.
Dalam Bahasa Inggris
Film yang belum diungkap judulnya itu akan dibuat dalam Bahasa Inggris, lalu diterjemahkan ke sejumlah bahasa. Tujuannya, agar film ini menjangkau seantero dunia dan bisa diakses semua bangsa.
Nihad Awad, salah satu pendiri Council on American-Islamic Relations (CAIR) sekaligus menjabat sebagai direktur eksekutifnya mengatakan, sekitar 750 film yang menyampaikan gambaran negatif tentang Islam atau Nabi Muhammad diproduksi Hollywood selama dekade terakhir.
"Film produksi perusahaan Qatar tersebut akan punya arti signifikan, menepis impresi negatif di benak masyarakat Barat, yang termakan hasutan negatif tentang Muslim dan Islam. Juga tentang Nabi Muhammad," kata dia seperti dimuat harian Qatar, Al Sharq.
Source: Liputan6
Dan, itu bukan film murahan. Biaya produksi sebesar US$ 1 miliar atau setara Rp 9,649 triliun disiapkan.
Seperti dimuat situs Gulf News, (18/12/2012), film tersebut didukung oleh sejumlah ulama, termasuk Yusuf Al Qaradawi, Ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional. Epik ini akan dibagi menjadi tujuh bagian. Proses pengerjaannya pun tak sembarangan, menggunakan standar internasional tertinggi, dengan teknik dan sistem audio-visual paling canggih.
Perusahaan pada hari Senin mengatakan bahwa tim ahli telah selesai menulis skenario setelah mengatasi serangkaian tantangan artistik dan dramatis. "Kami menyadari bahwa film ini adalah tugas yang sulit dan menantang," demikian pernyataan Al Noor Holding. "Ini mengapa kami harus berkonsultasi dengan sejumlah ulama terkemuka, termasuk Dr Al Qaradawi, yang membimbing aspek syariah dalam film ini."
Perusahaan film juga memperhatikan aturan mutlak ini: dalam hukum Islam, sosok seorang Rasul atau Nabi tak boleh digambarkan secara visual, dalam cetak maupun film.
Namun, para Sahabat Nabi Muhammad, masih ditampilkan. Meski hal itu juga masih jadi perdebatan. Al Qaradawi mengaku telah melakukan riset dan berkonsultasi dengan 30 ulama senior tentang tampilan para sahabat dalam film.
"Berdasarkan studi itu, kami sampai pada kesimpulan, tak masalah menampilkan para sahabat dalam adegan yang dramatis," kata dia.
Soal tampilan para Sahabat Nabi, sebelumnya sempat jadi polemik panas. Sebuah drama TV selama bulan Ramadhan tentang kehidupan Hassan dan Hussain, cucu Nabi Muhammad menimbulkan kontroversi, karena menunjukkan beberapa sosok Sahabat Nabi.
Dalam Bahasa Inggris
Film yang belum diungkap judulnya itu akan dibuat dalam Bahasa Inggris, lalu diterjemahkan ke sejumlah bahasa. Tujuannya, agar film ini menjangkau seantero dunia dan bisa diakses semua bangsa.
Nihad Awad, salah satu pendiri Council on American-Islamic Relations (CAIR) sekaligus menjabat sebagai direktur eksekutifnya mengatakan, sekitar 750 film yang menyampaikan gambaran negatif tentang Islam atau Nabi Muhammad diproduksi Hollywood selama dekade terakhir.
"Film produksi perusahaan Qatar tersebut akan punya arti signifikan, menepis impresi negatif di benak masyarakat Barat, yang termakan hasutan negatif tentang Muslim dan Islam. Juga tentang Nabi Muhammad," kata dia seperti dimuat harian Qatar, Al Sharq.
Source: Liputan6