Aneh Gan, Sampul Buku ini Dari Kulit Manusia
Senin, 17 Maret 2025

Header Menu


Aneh Gan, Sampul Buku ini Dari Kulit Manusia

08 September 2012

[buku sampul kulit manusia]

Sampul buku yang biasa kita temui biasanya memakai bahan dari kertas Art Paper atau kertas Fancy dan sejenisnya. Namun apa jadinya kalau sampul buku itu dibuat dari kulit manusia..? Memang terasa aneh bin ganjil ya kedengarannya. Tapi di jaman Raja Protestan James I dari Inggris sekitar tahun 1605, sampul buku dari kulit manusia itu pernah dibuat. Konon menurut sejarah yang melatarbelakangi pembuatan buku aneh yang ditelusuri situs tips wisata murah tersebut seperti berikut.

Usaha kudeta gagal dari Para pemberontak Katolik yang kemudian hari dikenal dengan julukan Plotter pada Raja Protestan James I dengan modus meledakan mesiu pada rumah Parlemen disana. Tragedi yang terkenal dengan sebutan Plot Bubuk Mesiu (Plotter Gunpowder) kemudian para pelaku kedeya gagal tersebut ditangkap kemudian dieksekusi.

Setelah di eksekusi, daging dari para napi tersebut di abadikan dengan cara dibuat sampul buku atau pengikat buku yang isinya tetang kejadian tersebut. Buku dalam prasasti Latin tersebut mengirim pesan pada siapa saja yang membaca dengan tulisan "Membaca Ini adalah salah satu contoh yang paling terkenal dari bibliopegy anthropodermic, karena banyak yang percaya bahwa Anda dapat melihat wajah Bapa, yang selamanya dipelintir kesakitan sebagai penyesalan karena dihukum daging."

Demikian kisah aneh yang menceritakan tentang asal musal terjadi pembuatan sampul buku dari kulit manusia itu. Tapi sayangnya penggagas dari sampul kulit manusia itu tidak diketahui siapa gerangan. Maksut saya, kalau di indonesia ada wayang kulit yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau itu pencetusnya adalah Sunan Kali Jaga misalnya, yang sekarang karyanya di taruh di museum wayang . Tapi sampul buku dari kulit manusia seperti catatan yang ditelusuri admin tips wisata murah tidak ditemui siapa penggagas ide gila yang di abadikan dalam artikel kisah seram tersebut.



Loading